Cara Baik Mengirimkan Doa untuk Ayah yang Sudah Meninggal, Selalu Amalkan

Doa untuk Ayah yang Sudah Meninggal dan Waktu Mustajab Berdoa Halaman 2 -  Varia Katadata.co.id

Di dalam ajaran Agama Islam, setiap muslim diwajibkan untuk selalu mendoakan orang tua, termasuk ayah yang sudah meninggal. Mengirimkan doa untuk ayah yang sudah meninggal ini sebagai hadiah dari seorang anak kepada sang ayah.

Dengan mengirimkan doa untuk ayah yang sudah meninggal bertujuan agar Allah SWT dapat mengampuni dosa-dosanya di akhirat dan dapat memperlancara jalannya menuju surganya Allah SWT.

Untuk itu, dipembahasan kali ini akan memberikan penjelasan mengenai langkah-langkah untuk mengirimkan doa untuk ayah yang sudah meninggal.

  • Al-Fatihah

Al-Fatihah menjadi surat yang bisa dibaca untuk dihadiahkan ke almarhum ayah untuk bisa mendapatkan manfaat dan keutamanan dari Al-Fatihah.

Dengan mengirimkan Al-Fatihah untuk ayah yang sudah meninggal bertujuan untuk bisa memberikan hadiah juga terhadap Nasi Muhammad SAW. Dengan begitu, kita bisa mendapatkaan syafaat dan berkah dari Nabi Muhammad SAW.

Membaca Al-Fatihah kepada Rasulullah SAW bisa diawali dengan bacaan seperti berikut ini.

“lla hadrotinn nabiyyil musthofa, Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam Al-Fatihah”

Lanjut dengan membaca Al-Fatihah. Setelah membacakan Al-Fatihah untuk Rasulullah, lalu kirimkan Al-Fatihah kepada orang sudah tiada yang bisa diawali dengan membaca “khususon ila ruhi.” Hal tersebut bertujuan agar doa yang dikirim ke orang sudah tiada akan menjadi lebih sempurna.

Berikut bacaan doa untuk almarhum atau almarhumah.

“khusuushon ilaa ruuhi (Nama) bin (ayah almarhum) Allahumaghfir lahu warhamhu wa ‘aafihi wa’fu ‘anhu, lahul faatihah.

Lanjut dengan membaca Al-Fatihah kembali.

  • Doa untuk Ayah yang Sudah Meninggal

Allahummaghfir laku warhamhu wa ‘aafihi wa’fu ‘anhu wa akrim nuzulahu wa wassi’madkholahu, waghsilhu bil maa I wats-tsalji walbarodi wa naggihii minal khothoo ya kamaa yunaggots-trawbul abyadhu minad danas, wa abdilhu daaron khoiron mon daarihii wa ahlan khoiron min ahlihii wa zawjan khoiron mon zawjihi, wa adkhihul jannata wa a ‘idzhu min ‘ adzaabil gobri wa fitnatihi wa min ‘adzaabin naar.

 

Artinya: “Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah, bebaskanlah, lepaskanlah dia. Dan muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah jalan masuknya, cucilah dia dengan air yang jernih dan sejuk, dan bersihkanlah dia dari segala kesalahan seperti baju putih yang bersih dari kotoran,

dan gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik daripada yang ditinggalkannya, dan keluarga yang lebih baik, dari yang ditinggalkannya pula. Masukkanlah dia ke surga, dan lindungilah dari siksa kubur serta fitnahnya, siksa api neraka.”

  • Perintah Mendoakan Orang Tua

Untuk menjadi anak yang berbakti kepada orangtua, sangat wajib untuk selalu mendoakan kedua orang tua yang masih hidup maupun sudah meninggal. Di dalam Al-Qu’an surat Al-Ahqaf ayat 15, menjelaskan tentang perintah untuk mendoakan orang tua seperti berikut ini.

 

Latin: Wa waṣṣainal-insana biwalidaihi iḥsana, ḥamalat-hu ummuhụ kurhaw wa waḍa’at-hu kurha, wa ḥamluhụ wa fiṣaluhụ ṡalaṡụna syahra, ḥatta iża balaga asyuddahụ wa balaga arba’ina sanatang qāla rabbi auzi’ni an asykura ni’matakallati an’amta ‘alayya wa ‘ala walidayya wa an a’mala ṣaliḥan tarḍahu wa aṣliḥ li fī żurriyyati, inni tubtu ilaika wa inni minal-muslimin

 

Artinya: Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa:

“Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”.